Di penghujung kompetisi blog Djarum Black ini, sebagai seorang bikers harian, perkenankan saya untuk menghimbau saudara-saudara saya para peserta kampanye untuk "sedikit" lebih tertib di dalam berkampanye, sebab tidak sedikit pelanggaran kampanye dilakukan oleh para peserta yang sebagian besar menggunakan kendaraan sepeda motor.
Pelanggaran pun bervariasi dari ke-tidaklengkap-an atribut berkendara yang vital, sebut saja helm yang tidak standard (helm cetok), berkendara melebihi kapasitas (3 orang) terutama yang membawa putra-putrinya melebihi ruang duduk yang ada, ataupun kendaraan yang tidak lengkap surat-suratnya.
Memang kegiatan pawai dalam berkampanye tidak bisa dihindari, karena kegiatan yang berkumpul di pusat kampanye memang mengharuskan para peserta pergi berbondong-bondong sebelum maupun setelah acara selesai. Selain berpotensi mengganggu ketertiban jalan raya, pawai ini pun tidak terelakkan kehadirannya, tetapi seyogyanya pelanggaran - pelanggaran yang ada seharusnya bisa diminimalisir sedini mungkin.
Kalau bisa bercermin kepada klub Black motor community , yang setiap kegiatannya mengharuskan anggotanya berpakaian lengkap mulai dari helm yang dikhususkan untuk kegiatan touring (kalau mau beli helm dari Djarum black ada tuh di toko online-nya), Jaket yang rada tebal, sarung tangan, sampai sepatu khusus yang digunakan untuk perjalanan jauh. Mungkin pawai-pawai yang ada mau mencontoh pasukan Black motor community ini, sehingga akan tercipta kondisi tertib pawai kampanye dan saya jamin masyarakat yang ada disepanjang perjalanan akan memberikan salut dan respek, bukannya memberikan rasa sebal yang menjijikkan akibat ulah sebagian oknum peserta kampanye yang ugal-ugalan di jalan yang pastinya akan menggangu ketertiban para pengguna jalan lainnya.
Namun pada akhirnya masyarakat-lah yang menilai mana partai peserta pemilu yang mempunyai kebudayaan tertib, sebab walau bagaimanapun, sikap dan perilaku para anggota/simpatisan partai di jalan raya mencerminkan juga bagaimana partai itu beraksi di ajang politik. Jadi menurut hemat saya sudah tidak jamannya lagi berkonvoi di jalan raya dengan mengusung kekuatan di jalan raya, bukankah politik itu hanya bisa dilakukan dengan pemikiran yang jernih yang didukung oleh rakyat banyak dan untuk kepentingan rakyat juga, dan bukan dengan kekuatan besarnya jumlah peserta di jalanan yang dilakukan sesaat.
Buat peserta kompetisi blog Djarum Black, saya ucapkan selamat berkompetisi dan terus menuai kreatifitas anda di artikelnya masing-masing selamanya walau kompetisi ini berakhir, semoga kita dapat memajukan dunia blogging di Indonesia. Semoga...!
Pelanggaran pun bervariasi dari ke-tidaklengkap-an atribut berkendara yang vital, sebut saja helm yang tidak standard (helm cetok), berkendara melebihi kapasitas (3 orang) terutama yang membawa putra-putrinya melebihi ruang duduk yang ada, ataupun kendaraan yang tidak lengkap surat-suratnya.
Memang kegiatan pawai dalam berkampanye tidak bisa dihindari, karena kegiatan yang berkumpul di pusat kampanye memang mengharuskan para peserta pergi berbondong-bondong sebelum maupun setelah acara selesai. Selain berpotensi mengganggu ketertiban jalan raya, pawai ini pun tidak terelakkan kehadirannya, tetapi seyogyanya pelanggaran - pelanggaran yang ada seharusnya bisa diminimalisir sedini mungkin.
Kalau bisa bercermin kepada klub Black motor community , yang setiap kegiatannya mengharuskan anggotanya berpakaian lengkap mulai dari helm yang dikhususkan untuk kegiatan touring (kalau mau beli helm dari Djarum black ada tuh di toko online-nya), Jaket yang rada tebal, sarung tangan, sampai sepatu khusus yang digunakan untuk perjalanan jauh. Mungkin pawai-pawai yang ada mau mencontoh pasukan Black motor community ini, sehingga akan tercipta kondisi tertib pawai kampanye dan saya jamin masyarakat yang ada disepanjang perjalanan akan memberikan salut dan respek, bukannya memberikan rasa sebal yang menjijikkan akibat ulah sebagian oknum peserta kampanye yang ugal-ugalan di jalan yang pastinya akan menggangu ketertiban para pengguna jalan lainnya.
Namun pada akhirnya masyarakat-lah yang menilai mana partai peserta pemilu yang mempunyai kebudayaan tertib, sebab walau bagaimanapun, sikap dan perilaku para anggota/simpatisan partai di jalan raya mencerminkan juga bagaimana partai itu beraksi di ajang politik. Jadi menurut hemat saya sudah tidak jamannya lagi berkonvoi di jalan raya dengan mengusung kekuatan di jalan raya, bukankah politik itu hanya bisa dilakukan dengan pemikiran yang jernih yang didukung oleh rakyat banyak dan untuk kepentingan rakyat juga, dan bukan dengan kekuatan besarnya jumlah peserta di jalanan yang dilakukan sesaat.
Buat peserta kompetisi blog Djarum Black, saya ucapkan selamat berkompetisi dan terus menuai kreatifitas anda di artikelnya masing-masing selamanya walau kompetisi ini berakhir, semoga kita dapat memajukan dunia blogging di Indonesia. Semoga...!