Bisnis sound system memang tidak ada matinya, apalagi jika memiliki perangkat yang mumpuni untuk menghasilkan kualitas suara yang bagus akan menambah nilai tambah bagi anda yang sedang menjalankan usaha dalam urusan tata suara ini. Disaat kita menonton pertunjukan musik, kita tidak hanya melihat si pemusik saja tapi juga mendengarkan suara yang dihasilkan oleh system tata suaranya. Memang tidak dipungkiri lagi bahwa sisi ini memang sangat menarik untuk dibahas, setidaknya bagi anda yang bergelut dengan system audio profesional.
Prinsip Dasar Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikian rupa untuk penguatan suara atau musik untuk didengarkan oleh orang banyak. Prinsip dasarnya selalu sama. Mulai dari system yang sederhana sampai yang paling rumit seperti :
1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
2. Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui kabel menuju mixer.
3. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap channelnya kemudian me-mix (mencampur dan menyeimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rangkaian power amplifier.
4. Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya ke loudspeaker.
5. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus speaker yang kemudian menggetarkan udara dan menjadi suara.
6. Audiens mendengarkan suara tersebut.
Ini juga berlaku untuk system audio rumahan,tape deck atau CD player, sebagai sumber suara,dan pre amp (dalam system live digantikan mixer) ,umumnya terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya (integrated amlifier).
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut powe mixer,atau juga power amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yang lebih kita kenal dengan sebutan speaker aktif.Namun betapapun besar dan rumitnya sebuah system, tetap akan berada pada prinsip diatas.
Dalam system yang lebih besar akan terdapat beberapa peralatan tambahan yang tentu saja akan terdapat banyak pengaturan. Dan ini adalah yang biasa diterapkan bagi kafe,pub,bar, atau club yang menampilkan musik live dan berarea tidak terlalu luas. Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan seperti :
1. Posisi mixing console sebaiknya berada pada posisi pendengar,agar apa yang didengar oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens.Denga kata lain mixer tidak berada di samping atau di belakang panggung.
2. Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.
3. Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang sederhana sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yang sama. Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parametric, dengan 3 band (low, mid, hi) atau 4 band (low,lo-mid, hi-mid,hi). Terdapat juga auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke system monitor dan ke effect system. Pada auxiliary terdapat switch untuk aux pre/post.
Auxiliary pre adalah untuk mengirim signal yang terlepas dari pengaruh fader dan equalizer channel yang biasa digunakan untuk mengirim signal ke monitor,sedang auxiliary post adalah sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader dan equalizer dari channel dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.
4. Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada equalizer inilah penata suara melakukan setting untuk mengatasi kendala akustik ruang, feedback atau kendala lainnya yang mengganggu.
5. Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tanggapan frekuensi tertentu.Karena system speaker utamanya tidak jarang yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah (sub woofer) dan speaker untuk full range.
Tipe system untuk Touring.
Berikutnya adalah system untuk touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatan yang digunakan sangat banyak, dan selalu menggunakan crossover aktif yang tidak jarang juga digantikan oleh controller digital atau Loudspeaker Management System yang didalamnya telah terdapat crossover,limiter, parametric equalizer,dll.
Juga selalu menggunakan mixer monitor yang sama sekali terpisah dari mixer utama,lebih difungsikan untuk mengirim signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya. Namun beberapapun rumitnya prinsip touring ini,tetap tidak terlalu jauh berbeda dengan prinsip tata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada system ini terdapat beberapa lagi penjelasan tambahan seperti :
1. Mixer selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap,paling sedikit terdiri dari 24 channel atau bahkan sampai 40 channel dan bukan tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer.Ini sering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingannya tidak ingin terganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil satu panggung.
2. System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan mixer monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.
3. Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau sebuah dual EQ (karena selalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor,limiter,noise gate, aural exciter, multiple delay, reverb dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan untuk menghasilkan suara yang diinginkan dan meredam suara-suara yang tidak diinginkan.
4. Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan sampai 16 output,dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk si pemusik atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.
5. Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amplifier dan daya listrik yang sangat besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main dalam 3way, 4way atau bahkan sampai 5way. Seperti yang telah dibaca bersama, banyak persamaan,dari mulai system yang paling sederhana sampai system yang paling rumit sekalipun,hanya rack peralatannya saja yang mengalami perbedaan,namun tetap saja dalam prinsip yang sama. Mixer tetap saja sama apakah 4 channel atau 40 channel.
Semoga bermanfaat.
Prinsip Dasar Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikian rupa untuk penguatan suara atau musik untuk didengarkan oleh orang banyak. Prinsip dasarnya selalu sama. Mulai dari system yang sederhana sampai yang paling rumit seperti :
1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
2. Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui kabel menuju mixer.
3. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap channelnya kemudian me-mix (mencampur dan menyeimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rangkaian power amplifier.
4. Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya ke loudspeaker.
5. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus speaker yang kemudian menggetarkan udara dan menjadi suara.
6. Audiens mendengarkan suara tersebut.
Ini juga berlaku untuk system audio rumahan,tape deck atau CD player, sebagai sumber suara,dan pre amp (dalam system live digantikan mixer) ,umumnya terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya (integrated amlifier).
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut powe mixer,atau juga power amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yang lebih kita kenal dengan sebutan speaker aktif.Namun betapapun besar dan rumitnya sebuah system, tetap akan berada pada prinsip diatas.
Dalam system yang lebih besar akan terdapat beberapa peralatan tambahan yang tentu saja akan terdapat banyak pengaturan. Dan ini adalah yang biasa diterapkan bagi kafe,pub,bar, atau club yang menampilkan musik live dan berarea tidak terlalu luas. Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan seperti :
1. Posisi mixing console sebaiknya berada pada posisi pendengar,agar apa yang didengar oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens.Denga kata lain mixer tidak berada di samping atau di belakang panggung.
2. Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.
3. Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang sederhana sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yang sama. Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parametric, dengan 3 band (low, mid, hi) atau 4 band (low,lo-mid, hi-mid,hi). Terdapat juga auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke system monitor dan ke effect system. Pada auxiliary terdapat switch untuk aux pre/post.
Auxiliary pre adalah untuk mengirim signal yang terlepas dari pengaruh fader dan equalizer channel yang biasa digunakan untuk mengirim signal ke monitor,sedang auxiliary post adalah sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader dan equalizer dari channel dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.
4. Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada equalizer inilah penata suara melakukan setting untuk mengatasi kendala akustik ruang, feedback atau kendala lainnya yang mengganggu.
5. Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tanggapan frekuensi tertentu.Karena system speaker utamanya tidak jarang yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah (sub woofer) dan speaker untuk full range.
Tipe system untuk Touring.
Berikutnya adalah system untuk touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatan yang digunakan sangat banyak, dan selalu menggunakan crossover aktif yang tidak jarang juga digantikan oleh controller digital atau Loudspeaker Management System yang didalamnya telah terdapat crossover,limiter, parametric equalizer,dll.
Juga selalu menggunakan mixer monitor yang sama sekali terpisah dari mixer utama,lebih difungsikan untuk mengirim signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya. Namun beberapapun rumitnya prinsip touring ini,tetap tidak terlalu jauh berbeda dengan prinsip tata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada system ini terdapat beberapa lagi penjelasan tambahan seperti :
1. Mixer selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap,paling sedikit terdiri dari 24 channel atau bahkan sampai 40 channel dan bukan tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer.Ini sering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingannya tidak ingin terganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil satu panggung.
2. System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan mixer monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.
3. Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau sebuah dual EQ (karena selalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor,limiter,noise gate, aural exciter, multiple delay, reverb dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan untuk menghasilkan suara yang diinginkan dan meredam suara-suara yang tidak diinginkan.
4. Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan sampai 16 output,dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk si pemusik atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.
5. Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amplifier dan daya listrik yang sangat besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main dalam 3way, 4way atau bahkan sampai 5way. Seperti yang telah dibaca bersama, banyak persamaan,dari mulai system yang paling sederhana sampai system yang paling rumit sekalipun,hanya rack peralatannya saja yang mengalami perbedaan,namun tetap saja dalam prinsip yang sama. Mixer tetap saja sama apakah 4 channel atau 40 channel.
Semoga bermanfaat.